Almaghfurlah Al Alhabib Al Majdub Husein Ba 'Agil, Ganjaran Gondanglegi Malang

 



Almaghfurlah Al Alhabib Al Majdub Husein Ba 'Agil, Ganjaran Gondanglegi Malang.

Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

       Beliau adalah Al Habib Husein bin Muhammad bin Husein bin Abi Bakar bin Ahmad Ba 'Agil. Berasal dari pasuruan dan keluarga beliau banyak disana. Masyarakat di desa saya, Ganjaran Kec Gondanglegi, mengenal beliau sebagai habib yang aneh, lebih tepatnya menakutkan. Kebiasannya berjalan tanpa alas kaki, memakai sarung setinggi lutut , jarang berkata dan dengan tubuh yang tinggi besar, brewok dan rambut yang tidak pernah dirapikan membuat kebanyakan orang agak takut mendekati beliau apalagi saat membawa tongkat kayu atau semacamnya. Meskipun begitu, beliau kadang terlihat di warung-warung kopi bersama bapak-bapak yang pastinya sudah mengenal beliau. Dan sebenarnya beliau bisa berbahasa arab dan punya tulisan arab yang bagus.


       Sekitar 2 tahun yang lalu , saat saya silaturahmi ke daerah Dampit, saya mendapat cerita unik tentang Habib Husein.


1 - Beliau pernah tidur diteras sebuah toko di daerah Dampit timur. Karna tampang beliau seperti orang gila, pemilik rumah mengusir dengan menyiram beliau dengan air. Tidak lama setelah kejadian tersebut pemilik rumah tersebut terkena siraman air panas.


2- Masih di daerah dampit. Ada seorang anak yang beberapa tahun mengalami sakit yang aneh , tubuhnya lemah dan tidak bisa berjalan. Beberapa kali orang tuanya mencoba mencarikan obat akan tetapi belum juga berhasil. Entah dari mana tahu tentang Habib Husein, orang tua tadi matur kepada beliau. Habib memandikan anak tersebut dengan lumpur dan mendiamkannya. Setelah beberapa saat anak tadi dimandikan dengan air bersih dan bi idzniLlah sembuh.


3- Suatu hari di daerah Lumajang dekat perbatasan Malang akan di laksanakan haul salah satu habib sepuh. Ustad Thohir -Kyai muda dan alim alumni Pesantren Nurul Ulum Ganjaran dan alumni Pondok Al Anwar Sarang Rembang- mengajak beberapa santrinya untuk ikut membantu mempersiapkan acara. Pada malam hari sebelum acara dilaksanakan, di sebuah musholla yang sudah di rapikan, seorang laki2 dengan tampang kumuh tanpa alas kaki nyelonong masuk dan duduk di musholla. Karena tempat tersebut disiapkan untuk tamu, maka salah satu santri Ustad Thohir mengusir orang tersebut bahkan dengan penebah. Tiba-tiba saja , Syarifah sepuh keluar dari ndalem dan melarang santri tersebut. Syarifah mempersilahkan duduk bahkan beliau sendiri mengambilkan makan untuk orang tadi yang ternyata adalah Habib Husein. Habib duduk di musholla sampai keesokan harinya. Pagi-pagi , menjelang acara dimulai, saat hadirin banyak yang sudah datang, habib keluar hendak pulang. Syarifah sepuh mencegah beliau dan memanggil semua habaib dan syarifah-syarifah. Meminta Habib Husein mendoakan bahkan ada juga syarifah yang membawa air minta didoakan habib Husein. Sebuah pemandangan yang membuat takjub banyak orang. Setelah berdoa beliau langsung saja pulang. Ustad Thohir yang dari dulu mengenal habib saat mondok di Ganjar, merasa kasihan melihat habib pulang dengan jalan kaki. Dalam pikirannya, jika Habib benar-benar jalan kaki dari Lumajang ke Gondanglegi , tentu itu sangat jauh. Ustad Thohir mempersiapkan kendaraan dan mengejar habib yang hanya berjarak beberapa puluh meter berjalan keluar menyusuri gang. Anehnya, setelah di cari sampai keluar gang ternyata Habib sudah lenyap tanpa bekas.


       Saya mendapat cerita-cerita tersebut dari Ustad Thohir sendiri sekaligus dari santri beliau yang dulu mengusir habib, saat saya menginap di pondok pesantren asuhan Ustad Thohir di daerah Baroto Dampit.

       Hampir setiap saya silaturrahmi ke kediaman Ustad Thohir, kami bercerita tentang Habib Husein.

      Selanjutnya..., Habib Husein dan segala cerita uniknya yang saya yakin masih banyak lagi, hanyalah menjadi sebuah kenangan.


Jadi teringat sabda baginda Nabi saw :


رب أشعش أغبر ذى طمرين تنبو عنه أعين الناس لو أقسم على الله لأبره .

"Banyak orang yang berantakan rambutnya, berdebu wajahnya, kumuh pakaiannya, tiada orang kenal menyapanya, akan tetapi jika bersumpah dengan nama Allah maka pasti terkabul"


       Sekarang masyarakat desa Ganjaran dan sekitarnya tidak akan lagi melihat lalu lalang Habib Husein. Beliau telah meninggalkan kita semua. Beliau wafat tadi malam -malam Jum'at legi- ba'da Isyak di RS Wafa Husada dan di makamkan sekitar jam 12 malam di area pemakaman Habaib di desa Penjalinan , Gondanglegi.

       Semoga beliau dikumpulkan bersama Baginda Nabi Muhammad SAW dan kita semua mendapat syafaat baginda Nabi dan barokah para habaib dan para wali.

Amin ya Robbal Alamin...





Wassalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
















Komentar